
- Judul buku : The Secret Garden
- Penulis : Frances Hodgson Bunnet
- Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
- Cetakan : kedua, April 2010
- Tebal : 320 hlm
Bismillah. Kembali lagi aku menyelesaikan satu novel anak klasik versi ebook yang aku pinjam di iPusnas. Kali ini aku membaca The Secret Garden yang direkomendasikan oleh beberapa artikel di Google. Dan aku nggak menyesal memilih novel ini. Novel The Secret Garden ini salah satu karya klasik yang bagus menurutku. Khas dunia anak, namun juga memuat nilai-nilai parenting.
Aku merasa nggak perlu menuliskan sinopsis novel ini di reviewku kali ini, karena sinopsisnya bertebaran di Google. Aku lebih tertarik mengomentari bagaimana perkembangan para tokohnya, terutama Mary dan Colin. Mereka terlahir dari keluarga kaya dan serba ada, tapi sayangnya minim kasih sayang dan perhatian. Hal yang membentuk pribadi mereka menjadi mengesalkan. Tapi pelan- pelan mereka berubah. Dan kehangatan keluarga Sowerby, terutama Dickon dan ibunya, berperan banyak dalam hal ini.
Sudah bisa ditebak ya kalau tokoh favoritku di novel ini adalah Dickon dan ibunya, Susan Sowerby. Cara Penulis menggambarkan sosok Dickon bikin aku juga pengen bersua dengannya, kayak Mary dan Colin. Dickon unik, menyenangkan dan bersahabat dengan alam. Sementara Susan Sowerby digambarkan sebagai sosok ibu yang cerdas dan bijak dalam mendidik anak-anaknya. Dia punya dua belas anak. Dan mereka semua tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, ceria dan bersahaja.
Tadinya aku ingin novel ini juga dibaca oleh anakku. Tapi ketika masuk pada beberapa bab terakhir, Penulis menganalogikan motivasi dan afirmasi positif dengan diksi ” kekuatan sihir” melalui tokoh Colin. Ini agak menggangguku. Walaupun sebenarnya tak ada satu pun bagian kisah yang menampilkan sihir. Hanya saja kata “sihir” itu dalam kehidupan kami berkonotasi negatif. Sehingga aku pikir agak susah harus menjelaskan kembali jika anakku bertanya tentang hal tersebut.
Jadi ya sudahlah, biar buku ini menjadi referensi pribadiku saja sebagai orang tua. Mungkin anakku boleh membacanya nanti kalau dia sudah faham bahwa apa yang ia baca tidak harus ia ambil semuanya mentah-mentah.
Oya, berikut beberapa kalimat favoritku dari novel The Secret Garden.
Tak ada yang lebih baik untuknya daripada tali lompat. Itu mainan yang paling tepat untuk seorang anak. Biarkan dia bermain di udara segar, melompat akan meregangkan kaki dan tangannya dan memberinya kekuatan. (Martha mengulang ucapan ibunya, hlm. 80)
Wanita yang membesarkan dua belas anak belajar banyak selain A B C. Anak-anak sama bagusnya dengan aritmatika untuk mencari tahu banyak hal. (Martha mengulang ucapan ibunya lagi, hlm. 93)
Tunas-tunas hijau akan tumbuh dan tumbuh dan tumbuh, umbi dan akar akan bekerja dan berjuang sekuat tenaga di bawah tanah. (Mary, hlm. 169)
Coba dengarkan burung-burung itu -dunia ini sepertinya penuh oleh mereka- semuanya bersiul dan bernyanyi. Lihat mereka beterbangan ke sana kemari dan memanggil satu sama lain. Di musim semi sepertinya seluruh dunia memanggil-manggil. Daun-daun membuka supaya kau bisa melihatnya -dan, bukan main, bau-bau enak di sekitarmu! (Dickon, hlm. 200)
Sekali waktu aku pernah menasihati anak-anak setelah mereka berkelahi. Aku berkata kepada mereka semua, “Waktu di sekolah, guru geografi mengajarkan bahwa dunia berbentuk seperti jeruk, dan sebelum umur sepuluh tahun aku mengetahui bahwa seluruh jeruk itu tidak dimiliki oleh satu orang. Masing-masing orang hanya memiliki bagiannya sendiri, dan kadang-kadang yang sepertinya harus dibagi tidak cukup banyak. Tapi jangan sampai kalian berpikir bahwa seluruh jeruk itu milik kalian, atau kalian akan mendapatkan pelajaran berat, dan terbukti salah.” Anak-anak belajar dari sesama mereka. Bahwa tidak masuk akal untuk merebut seluruh jeruk sampai ke kulit-kulitnya. Kalau itu kau lakukan, bisa-bisa bijinya pun tidak bisa kau dapatkan. Dan biji jeruk terlalu pahit untuk dimakan. (Mrs. Medlock mengulang ucapan ibunya Martha dan Dickon, Susan Sowerby, hlm. 211-212)
Kalau kau berhenti merasa takut, kau akan bisa berdiri. Dan tak lama lagi kau tak akan merasa takut lagi. (Dickon menyemangati Colin, hlm. 238)
Kemauanmu selalu dituruti, dan itu yang membuatmu aneh. (Mary pada Colin, hlm. 253)
Supaya mereka tumbuh subur, kita hanya perlu berteman dengan mereka. Tanaman itu seperti hewan. Kalau mereka haus, beri minum, dan kalau mereka lapar, beri makan. Mereka ingin hidup, sama seperti kita. (Dickon, hlm. 267)
Semakin banyak tertawa semakin bagus buat mereka. Tawa anak-anak yang lepas lebih baik daripada obat apapun. Dua anak itu pasti akan sangat gemuk. (Mrs. Sowerby, hlm. 269)
Pikiran sama kuatnya seperti baterai listrik, hasilnya bisa sebaik matahari atau seburuk racun. Membiarkan pikiran sedih atau buruk menghantui pikiranmu sama bahayanya dengan membiarkan bakteri demam berdarah memasuki tubuhmu. Kalau kau biarkan kuman bersarang setelah memasuki tubuhmu, kau mungkin tidak akan pernah menyingkirkannya seumur hidupmu. (Hlm. 302)